Syeikh asy-Syaukani, dalam sisi konsep tauhid ia sangat Salafi, juga sangat fanatik dalam membela ajran Wahhabiyah, dan pujiannya terhadap Muhammad bin Abdul Wahhab, sesuai dengan pengakuan kaum Wahhabi itu sendiri. Namun demikian ia tak kuasa jua kecuali mengatakan : "Akan tetapi mereka berpandangan bahwa siapa saja yang tidak masuk ataupu bergabung di bawah kekuasaan penguasa Najd (keluarga Sa'ud) dengan melaksanakan perintah-perintahnya, maka ia keluar dari Islam." (Al Badru ath Thali',2/5)
Manshur al-Hazhimi kendati banyak memuji Ibnu Abdul Wahhab, ia mengkritiknya dalam dua hal, yakni :
1) Pengkafiran terhadap Ahli Kiblat dengan sekedar pemelintiran terhadap masalah yang sedang dipersengketakan.
2) Pencucuran darah-darah umat muslim yang seharusnya dihormati, dengan tanpa hujjah yang jelas dan bukti-buti nyata yang membenarkannya. (Abjad al 'Ulum, 3/193)
Syeikh Muhammad Hasan Shadiq Khan, ia secara terang-terangan menyatakan bahwa Ahli Haditsbtelah berlepas diri dari Wahabiyah dikarenakan mereka merasa tidak dikenal melainkan dengan sikap keras dan gegabah dalam mencucurkan darah-darah suci umat muslim. (Da'awi al-Munawi'in, 160)
Tentunya kaum Wahhabi baik yang dulu maupun yang sekarang pasti akan menolak tuduhan ini dengan berbagai alasan, mulai dari menuduh sumber tuduhan itu adalah dari sumber non muslim, seperti yang dilakukan Doktor Abdul Aziz al-Abdil Lathif.
Sedangkan sumber-sumber sejarah yang justru ditulis oleh ulama Wahhabi sendiri mengakuinya, seperti yang diakui Ibnu Ghunnam dalam kitab Tarikh-nya, bahwa lebih dari tiga ratus kali peperangan dikobarkan oleh kaum Wahhabi terhadap kaum muslim dari kelompok Ahlul Sunnah maupun Syi'ah, dan pada setiap kalinya ia mengatakan demikian,"Pada tahun ini kaum muslim telah berperang melawan kaum kafir."
Seperti kita maklumi bahwa peperangan yang dikobarkan kaum Wahhabi itu adalah peperangan antara gerombolan pengikut Wahhabiyah dengan kaum muslim di berbagai daerah di sekitar kota Najd, Hijaz, Ahsa, serta Irak. Dan sejarah tidak pernah mencatat bahwa kaum Wahhabiyah mengangkat senjata mereka melawan kaum kafir. Ini adalah suatu kenyataan yang tidak seharusnya dibantah oleh para Ghulat (ekstrimis) Wahhabiyah. Sebab, membela para pendahulu mereka dalam setiap sepak terjang mereka adalah ghuluw atau sikap berlebihan dalam kultus.
KOMENTAR ULAMA SUNNI
Syeikh Sunni Hanbali Ibnu 'Afaliq berkata tentang Ibnu Abdul Wahhab : "Ia bersumpah palsu bahwa kaum Yahudi dan Musryikin lenih baik keadaan keber-Agama-an mereka dibanding umat muslim." (ibib, 164)
Syeikh Sunni Hanbali Sulaiman bin Shahim berkata tentang Ibnu Abdul Wahhab : "Barang siapa tidak menyetujuinya dalam semua yang ia katakan dan bersaksi bahwa apa yang ia bawa itu haq (benar), maka ia pastikan orang itu adalah kafir! Dan barang siapa membenarkannya dalam semua yang ia katakan, maka ia berkata : 'Engkau adalah seorang peng-Esa Allah, muwahhid!' Walaupun ia seorang yang fasik total." (lihat kitab Kasyfu asy-Syubuhat Doktrin takfir Wahhabi)
Syeikh Sunni Hanbali, Salafi, Najdy Utsman bin Manshur (salah seorang qadhi pada masa kekuasaan dinasti Sa'ud kedua) berkata tentang Ibnu Abdul Wahhab, "Allah telah menimpakan bala atas penduduk Najd bahkan seluruh penduduk jazirah arabia dengan bangkitnya seorang atas mereka dan upaya getolnya dalam mengkafirkan umat Islam, yang khusus maupun umum...dengan menghias alasan yang tidak pernah diwahyukan Allah!" Ia juga berkata, "Tetapi orang ini (Ibnu Abdul Wahhab) menjadikan ketaatan kepadanya sebagai salah satu rukun Islam." (Ibib 166)
Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab (saudara kandung Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri sekte Wahhabiyah) berkata tentang saudaranya, "Berapa rukun Islam hei Muhammad bin Abdul Wahhab? Ia menjawab 'Lima' Ya, tetapi engkau menjadikannya enam, yang ke enam adalah, 'barang siapa tidak mengikutimu maka ia bukan seorang muslim.' Ini adalah rukun Islam ke enam milikmu."
Syeikh az-Zahhawi berkata, "Jika ada yang bertanya, 'apa madzhabnya kaum Wahhabiyah? Apa tujuannya? Lalu kami jawab kedua pertanyaan itu dengan .'Pengkafiran seluruh umat muslim.' Pastilah jawaban itu sangat tepat untuk memperkenalkan sejatinya madzhab Wahhabiyah kendati ia ringkas!"
Syeikh Ahmad Zaini Dahlan (mufti madzhab Syafi'iyah di kota Mekkah) berkata tentang Ibnu Abdul Wahhab : "Mereka tidak meyakini adanya seorang muwahhid (yang meng-Esakan Allah SWT) selain yang mengikuti mereka dalam pandangan-pandangan mereka."
Sayyid Sunni Alawi bin Ahmad al-Hadad al-Hadhrami berkata, "Jika ada seseorang ingin masuk ke dalam agamanya, ia akan mengatakan, 'Bersaksilah bahwa engkau dahulu adalah kafir dan bersaksilah bahwa kedua orangtuamu mati dalam keadaan kafir, bersaksilah bahwa si alim fulan dan fulan itu kafir...' jika ia bersaksi atas itu semua maka ia (Ibnu Abdul Wahhab) akan menerimanya, dan jika tidak ia membunuhnya....Setelah Sayyid al-Hadad melanjutkan, "Bagaimana engkau tidak puas dengan orang yang masih hidup dengan menuduh mereka musryikun, sehingga engkau meneruskannya kepada yang sudah mati bertahun-tahun dengan engkau mengatakan bahwa mereka mati dalam keadaan sesat yang menyesatkan sampai engkau menyebut nama-nama ulama besar dan muhaqqin."
Syeikh Sunni Hasan asy-Syatha ad-Dimasyqi berkata "Poros dakwah Wahhabiyah adalah pengkafiran umat muslim..."
Sumber : Abu Salafy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar