Jumat, 04 Maret 2011

Rukun Islam Menurut Pandangan Syi'ah

Dunia tempat persinggahan sementara bagi kita semua terdiri atas berbagai agama dan aliran keyakinan. Sudah menjadi sifat alami manusia untuk menilai para penganut keyakinan atau agama lain sebagai para penyimpang (orang-orang tersesat) selain keyakinan yang ia anut sendiri. Tapi, sangatlah tidak benar menganggap keyakinan yang kita yakini sebagai yang paling benar tanpa melakukan riset terlebih dahulu terhadap keyakinan yang kita yakini, bisa saja kita yang salah, bukankah demikian?

Menurut keyakinan Islam aliran Syi'ah Imamiyah, Islam tegak atas lima pilar, yakni :

1. Tauhid (Ke-Esa-an Allah)
2. Al-adl (Keadilan Ilahi )
3. Nubuwah (Kenabian)
4. Imamah (Kepemimpinan Ilahiat)
5. Qiyamat (Hari Pengadilan)

=============
TAUHID
=============
Semua agama dan keyakinan pasti memiliki konsep ke-Tuhanan. Tapi beberapa dari keyakinan tersebut menambahkan atribut-atribut pada Dzat Tuhan. Menurut keyakinan penganut Yudaisme (Yahudi), mereka meyakini bahwa Tuhan memiliki perasaan sebagaimana ciptaan-Nya, butuh jalan-jalan, makan bahkan tidur.

Dapat kita lihat dalam perjanjian lama ketika Tuhan mengadzab kaum Nabi Nuh (as) melalui badai yang besar, Tuhan kemudian menyesali perbuatan-Nya bahkan sampai malu terhadap diri-Nya sendiri. Karena penyesalan-Nya, dikatakan Dia menangis berhari-hari lamanya, dan kedua mata-Nya menjadi terluka karena tangisan-Nya, yang dimana akhirnya para malaikat menghibur-Nya.

Perjanjian lama juga menyatakan bahwa Tuhan secara langsung bertemu dengan Nabi Ibrahim (as) yang kemudian Nabi Ibrahim (as) menyambut-Nya dengan penuh hormat dan mempersilahkan Tuhan duduk di bawah sebuah pohon, agar Nabi Ibrahim (as) bisa memberikannya makanan dan minuman serta mencuci kaki-Nya.

Kita juga melihat dalam perjanjian lama 32:28 bahwa "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan Engkau menang.(ini berarti Nabi Yakub (as) bisa mengalahkan Tuhan)"

Keterangan diatas merupakan salah satu contoh penyimpangan pemberian atribut-atribut kemanusiaan pada diri Tuhan.

dalam keyakinan Syi'ah, tidak ada sesuatu pun yang setara bahkan menyerupai Tuhan. Ia tidak terjangkau dengan akal manusia. Kita simak firman Allah berikut yang menjadi dasar keyakinan Tauhid Syi'ah Imamiyah :

Engkau tidaklah menemukan yang serupa dengan-Nya (Allah)”. (QS. Maryam: 65)

Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya”. (QS. as-Syura: 11)

Juga dapat dilihat dalam hadis berikut : “Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda: “Allah ada pada azal (Ada tanpa permulaan) dan belum ada sesuatupun selain-Nya”. (H.R. al-Bukhari, al-Bayhaqi dan Ibn al-Jarud)

Namun sayangnya, di beberapa aliran Islam ternyata juga ada memberikan atribut-atribut kemanusiaan pada Dzat Tuhan. Seperti, Tuhan memiliki bentuk tubuh fisik seperti ciptaan-Nya, memiliki darah, betis, pinggang, organ dalam dan lain-lain. Sebagai contoh seperti yang terdapat dalam kitab ‘Al Milal wa al Nahal’ oleh seorang Imam Ahlul Sunnah yakni Abdul Karim Sharastani yang menyatakan bahwa Abu Dawud Zuhri dan para pengikutnya meyakini keyakinan menyimpang semacam ini.

INKARNASI

Di beberapa agama dan aliran kepercayaan meyakini bahwa Tuhan bisa ber-inkarnasi, yang berarti Dia bisa menggunakan sarana "tubuh" utnuk menyelesaikan tugas-Nya. Penganut keyakinan Hindu di India meyakini bahwa Tuhan menggunakan "Autar" atau "berhala" untuk menciptakan Diri-Nya Sendiri, sebagai contoh sekte RAM Chandar jee, meskipun sekte-sekte baru dalam hinduisme semacam sekte Ariyaa tidak menganggap sudut pandang semacam itu.

Agama-agama kuno meyakini kepercayaan ini dan sebagian besar (tidak semuanya) aliran "sufi" meyakini segala sesuatu merupakan Tuhan. Dalam keyakinan Hindu mereka meyakini bahwa Tuhan pun dapat ber-inkarnasi menjadi seekor kucing, anjing atau hewan-hewan lainnya. Dan sebagian aliran sufi meyakini bahwa Tuhan dapat ber-inkarnasi menjadi diri si sufi itu sendiri, sebagai contoh seornag wali bernama Mansur al-Hallaj yang menyebut dirinya "Innal Haqq" atau "Ana al-Haqq".

Pendekatan semacam ini tidak dapat diterima, sebab Allah di atas segala hal yang bernama Inkarnasi. Tuhan Maha Tidak Terbatas ataupun tidak memiliki batas, Dia Maha Tak Terhingga. Individu-individu yang meyakini inkarnasi ini telah gagal dalam menyadari bahwa makhluk (ciptaan-Nya) selalu memiliki batas dan terikat ruang dan waktu.

KEBIASAAN BURUK

Beberapa agama juga meyakini bahwa Tuhan pun dapat berdusta, inilah sebabnya Maulana Abdullah Tonki (Seorang Profesor di Oriental College di Lahore) menulis berbagai karya ilmiah dalam menyangkal hal semacam ini. Beberapa agama juga menyakni bahwa Tuhan dapat bersikap bebal terhadap pengetahuan yang berkaitan dengan filosofi ataupun dengan kepercayaan masyarakat yunani kuno, bahkan dalam aliran asy'ari meyakini bahwa Tuhan dapat bergantung.

Tuhan tidak mungkin bergantung (entah pada makhluk atau entah pada apa)inilah sebabnya banyak ulama islam yang menentang pandangan semacam ini.

POLYTHEISM

Beberapa agama juga meyakini bahwa Tuhan memilik pasangan, sebagaimana keyakinan penganut agama Nasrani Trinitarian belakangan ini. Mereka meyakini bahwa Tuhan terdiri atas tiga entitas, yakni Bapa, Anak, dan Ruh Kudus. Hal, semacam ini sudah termasuk dalam kategori syirik akbar. Sebab, Allah itu Satu dan tidak membutuhkan entitas-entitas ataupun pasangan-pasangan. Dalam aliran kepercayaan Aria meyakini bahwa Tuhan terdiri atas Ruh dan Atom, dan meyakini bahwa Ruh dan Atom tidak terbatas.

========================
AL-ADL (KEADILAN)
========================
Menurut keyakinan Syi'ah, pilar kedua dalam Islam adalah Keadilan, yang berarti Tuhan itu Adil dan Bijaksana (apakah ada dari anda yang meyakini bahwa Allah tidak adil?)

Menurut Syeikh Shaduq dalam kitab I'tiqādatul Imāmiyyah versi bahasa inggris halaman 65 beliau menulis :

"Sesungguhnya Allah yang Maha Suci dan Maha di atas segala sesuatu, telah memerintahkan kita untuk berbuat adil, sedangkan Dia sendiri memperlakukan kita dengan sesuatu yang lebih baik, yakni kasih karunia (tafaddul). Dia yang Maha Agung dan Maha Perkasa berfirman :

'Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengankejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)'. (QS 6 : 160)

Keadilan (al-adl) berarti bahwa Ia memerlukan tindakan yang baik dengan perbuatan baik dan perbuatan jahat dengan perbuatan jahat. Nabi Muhammad Saw bersabda : 'Tidak ada orang yang pernah masuk surga hanya berdasarkan tindakan (baiknya) itu (saja). Kecuali karena Rahmat Allah yang Maha Perkasa.'"

Kalau sekilas membaca hadis di atas pasti akan terjadi salah kaprah, sebab sudah menjadi keyakinan umat, bahwa setiap hamba-Nya pasti masuk surga jika berbuat baik, namun kenapa hadis tersebut menyatakan sebaliknya? Maksud hadis itu adalah bahwa Allah tidak menentukan hak seseorang untuk masuk surga hanya dengan melihat atau menilai amal baiknya saja tapi juga menilai amal buruknya, bagaimana jika amal buruknya lebih banyak daripada amal baiknya? Apakah masih berhak masuk surga? Hal itu 'mungkin' bisa saja, tentu saja jika Allah bermurah hati memberi Rahmat-Nya.

==============
IMAMAH

==============
lalah yakin dan percaya bahwa Nabi Muhammad saw. meninggalkan penggantinya yang dapat meneruskan tugasnya yang mulia atas perintah Allah SWT, baik dalam urusan agama, masyarakat, dunia maupun akherat. Pengganti yang dikatakan imam tersebut berjumlah dua belas orang .

Terdapat berbagai pertanyaan dari saudar kita umat sunni, apakah ada ayat-ayat imamah dalam al-quran? Maka kami menjawabnya tentu saja ada. Berikut kami kutip ayatnya :

Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata : “ Dan saya mohon juga dari keturunanku”. Allah berfirman : “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.(Al Qur'an Surah 2:124)

Ayat di atas adalah salah satu dari ayat Imamah, Seorang Imam di tunjuk oleh Allah, bukan oleh manusia. Yang perlu digaris bawahi dari ayat diatas adalah bahwa pengangakatan nabi ibrahim sebagai Imam justru terjadi setelah beliau menjadi Nabi dan Rasul. Hal ini membuktikan kedudukan Imam lebih tinggi daripada kedudukan nabi dan rasul kecuali kedudukan Nabi Muhammad saw.

Selain itu dalam kisah nabi Yusuf as juga menunjukkan beberapa ayat Imamah, memang Al-quran tidak menjabarkan secara rinci, tapi di alkitab dijelaskan dengan rinci bahwa Nabi Yusuf as menjadi Imam dari ke 11 saudaranya. Dan kemudian Imamah nabi Yusuf diturunkan kepada keturunannya yakni Manasye dan Efraim.

Dalam Al-quran dikatakan bahwa : "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS Yususf : 4)

Menurut Kitab Kejadian, setelah Nabi Yakub as wafat, putra Yusuf yang bernama Manasye, diangkat untuk menjadi pemimpin bangsa Israel dan hal ini terus berlangsung hingga kedatangan Musa as dan Harun as dari suku Lewi. Kisah yang disebutkan al-Kitab dan juga Al-Qur’an mengenai mimpi Nabi Yusuf as tentang sujudnya sebelas bintang, matahari dan bulan kepadanya elas mengukuhkan argumen ini.

Masih banyak bukti dalam Al-quran dan al-kitab, dalam Al-quran terutama kisah nabi musa dan nabi harun as, semuanya sarat dengan ayat-ayat tentang imamah.

============
NUBUWAH
============
lalah yakin dan percaya bahwa Allah swt dengan LutfNya telah mengutus para nabi untuk memberi petunjuk dan membimbing manusia ke jalan yang benar. Yang pertama adalah Nabi Adam as. dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad saw yang diutus dengan syareat agama Islam; agama yang sempurna dan terbaik yang menjamin manusia suatu kehidupan yang bahagia.

====================================
MA'AD / QIYAMAT / HARI PENGADILAN
====================================
lalah yakin dan percaya bahwa Allah swt akan membangkitkan semua manusia untuk hidup kembali seperti sedia kala, demi mempertanggung jawabkan amal perbuatan mereka selama hidup di dunia. Kemudian mereka akan diberikan ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya itu, apakah akan ditempatkan di syurga atau di neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar